2020.... Banyak peristiwa yang terjadi. Pandemi covid....banyak membawa perubahan. Termasuk pada dia yang pernah aku sayangi dan cintai. Tahun yang lalu... Aku pernah berkata padanya, bahwa aku tak akan menggangunya lagi, seiring dengan purnanya tugas kepenatuaanku. Namun, aku belum purna tugas karena covid. Dan ditambah dengan dia yang menemukan orang lain. Hatiku hancur... Sudahkah saatnya tiba? tak bisakah menunggu nanti? Ah seandainya kami putus karena dulunya dia selingkuh, karena dia perokok, peminum atau melakukan hal lain yang menentang prinsipku. Tapi...kami harus mengakhiri karena hal lain.Saat itu sangatlah berat. Ada rasa pertentangan, pertanyaan mengapa? Tak bisakah kita memulai dari awal dan berjalan pelan-pelan namun pasti. Namun...seperti sebuah masa yang pernah kulalui, aku hanya sebagai tempat kebahagiaan sementara. Yang tak layak untuk diperjuangkan atau mungkin menurutnya tak sebanding. Betapa rasanya ingin marah, tapi aku sebenarnya marah pada diriku....
Hari ini... Adalah lembaran baru bagiku Ku disini... Karna kau yang memilihku Tak pernah kuragu akan cintamu Inilah diriku dengan melodi untukmu Dan bila aku berdiri... tegar... sampai hari ini Bukan karna kuat dan hebatku Semua... karena cinta... semua karena cinta... Tak mampu diriku Dapat berdiri tegar, terima kasih cinta Inilah diriku dengan melodi untukmu Dan bila aku berdiri... tegar... sampai hari ini Bukan karna kuat dan hebatku Semua... karena cinta... semua karena cinta... Tak mampu diriku Dapat berdiri tegar, terima kasih cinta Dan bila (dan bila) aku berdiri (aku berdiri)... tegar... sampai hari ini Bukan karna kuat dan hebatku Semua... karena cinta... semua karena cinta... Tak mampu diriku Dapat berdiri tegar, terima kasih cinta Terima kasih cinta... Sebuah lirik yang begitu saja terlintas ditengah malam ngobrol chat dengan Dandu. Persiapan menuju penahbisannya sebagai pendeta, banyak hal yang terkendala di dalam diriku. Banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan dalam w...